Ada Gagasan Unik di Balik Film Interaktif Bandersnatch
A
A
A
SEJAK dirilis pada 28 Desember silam di Netflix, film lepas dari seri Black Mirror, Bandesnatch, telah menjadi pembicaraan banyak pencinta film. Sebab, film ini menjadi film interaktif pertama yang dirilis di sebuah perusahaan video streaming.Bandersnatch yang skenarionya ditulis kreator Black Mirror, Charlie Broker, ini memungkinkan penonton untuk menentukan jalan cerita dengan memilih dua pilihan yang muncul ketika film sedang ditonton.
Karena berkonsep seperti ini, sangat mungkin setiap penonton memiliki pengalaman yang berbeda ketika film usai. Dikutip dari siaran pers yang diterima KORAN SINDO, para sineas di balik Bandersnatch menyebut pembuatan film ini sebagai sebuah pengalaman yang sama sekali baru dan gila.
Pada Kamis (3/1), Netflix pun mengunggah sebuah featurette yang mengungkapkan ide di balik film interaktif tersebut. “Sebagian dari keasyikan bekerja di Netflix adalah menggali kembali tentang arti TV internet,” kata Vice President of Product Netflix Todd Yellin dalam featurette tersebut.
Yellin mengatakan, salah satu hal yang mereka jajaki adalah konten interaktif. “Kami sudah mencoba membuat beberapa film untuk anak-anak yang interaktif (Minecraft: Story Mode dan Puss in Book: Trapped in an Epic Tale).
Jadi, langkah selanjutnya bagaimana jika kita buat sesuatu yang lebih besar?” ungkapnya. Yellin kemudian menjabarkan bagaimana seri Black Mirror menjadi pilihan untuk pembuatan film interaktif bagi penonton dewasa.
“Bagaimana jika kita membuat cerita tentang teknologi baru yang membahas teknologi baru?” kata Yellin. “Black Mirror adalah seri yang tepat untuk penyampaian cerita yang interaktif.” Masih dalam program yang sama, Yellin mengatakan bahwa Charlie Broker sangat menyukai proses pembuatan film interaktif ini.
“Jika ada bagian kecil yang berubah pada awal cerita (karena pilihan penonton), bisa dibayangkan apa akibat perubahan tersebut ketika cerita berjalan. Agar semua perubahan itu dapat dipahami tim produksi, banyak alat bantu yang perlu dikembangkan,” katanya.
“Upaya kami menggabungkan teknologi, desain, dan inovasi dengan penyampaian cerita yang baik pada akhirnya membawa kita sampai pada pengalaman menonton yang menyenangkan seperti Bandersnatch,” ujar Yellin.
Karena berkonsep seperti ini, sangat mungkin setiap penonton memiliki pengalaman yang berbeda ketika film usai. Dikutip dari siaran pers yang diterima KORAN SINDO, para sineas di balik Bandersnatch menyebut pembuatan film ini sebagai sebuah pengalaman yang sama sekali baru dan gila.
Pada Kamis (3/1), Netflix pun mengunggah sebuah featurette yang mengungkapkan ide di balik film interaktif tersebut. “Sebagian dari keasyikan bekerja di Netflix adalah menggali kembali tentang arti TV internet,” kata Vice President of Product Netflix Todd Yellin dalam featurette tersebut.
Yellin mengatakan, salah satu hal yang mereka jajaki adalah konten interaktif. “Kami sudah mencoba membuat beberapa film untuk anak-anak yang interaktif (Minecraft: Story Mode dan Puss in Book: Trapped in an Epic Tale).
Jadi, langkah selanjutnya bagaimana jika kita buat sesuatu yang lebih besar?” ungkapnya. Yellin kemudian menjabarkan bagaimana seri Black Mirror menjadi pilihan untuk pembuatan film interaktif bagi penonton dewasa.
“Bagaimana jika kita membuat cerita tentang teknologi baru yang membahas teknologi baru?” kata Yellin. “Black Mirror adalah seri yang tepat untuk penyampaian cerita yang interaktif.” Masih dalam program yang sama, Yellin mengatakan bahwa Charlie Broker sangat menyukai proses pembuatan film interaktif ini.
“Jika ada bagian kecil yang berubah pada awal cerita (karena pilihan penonton), bisa dibayangkan apa akibat perubahan tersebut ketika cerita berjalan. Agar semua perubahan itu dapat dipahami tim produksi, banyak alat bantu yang perlu dikembangkan,” katanya.
“Upaya kami menggabungkan teknologi, desain, dan inovasi dengan penyampaian cerita yang baik pada akhirnya membawa kita sampai pada pengalaman menonton yang menyenangkan seperti Bandersnatch,” ujar Yellin.
(don)